Langsung ke konten utama

Karangsambung : Dasar Samudera Yang Tersingkap

Karangsambung : Dasar Samudera Yang Tersingkap

Milta Charennina

milta.c@mail.ugm.ac.id

Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada



Source On Youtube of Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

https://www.youtube.com/watch?v=80HBfus1mQc&t=54s


        Ilmu Geologi tidak hanya mempelajari tentang batuan, tetapi bagaimana kita dapat melihat fakta di masa lalu (the present is the key of the past). Kulit bumi tersusun oleh lempeng yang bergerak, berpapasan, bahkan bertabrakan. Pertemuan lempeng samudera dan lempeng benua dikenal dengan teori tektonik lempeng. Contoh bukti singkapan yang ada di Indonesia dapat ditemukan di Cagar Alam Geologi Karangsambung. Dimana pada teori tektonik lempeng, wilayah Karangsambung adalah tempat pertemuan antar lempeng Samudera Hindia Australia dengan Lempeng Eurasia.  Batuan-batuan dari dasar samudera bercampur dengan batuan-batuan tepi benua di tempat tersebut.

Geomorfologi Karangsambung secara umum terbagi menjadi dua satuan yaitu:

1. Satuan perbukitan struktural (Kompleks Melange),merupakan perbukitan dengan struktur lipatan antiklin menunjam yang telah mengalami erosi sehingga terjadi pembalikan topografi (inversed topography), menghasilkan kenampakanamphitheater, yang berupa panggung pertunjukkan melingkar dan berundak. Disebabkan oleh adanya pencampuran persebaran litologi di wilayah tersebut. Kompleks Melange memiliki skala yang luas hingga membentuk deretan perbukitan di daerah tersebut dengan lereng yang terjal berkisar antara 20o - 70o dan lembah yang dalam dengan aliran sungai.

2. Satuan dataran alluvial, dialiri oleh sungai utama pada daerah Karangsambung yaitu, Sungai Luk Ulo. Arah aliran Sungai Luk Ulo dari utara ke selatan, memotong perlipatan atau biasa disebut sungai anteseden, dengan stadia dewasa yang dicirikan oleh adanya kelokan sungai dan endapan tera

Pada daerah Karangsambung, struktur geologi yang dapat dijumpai berupa lipatan, sesar, dan kekar pada batuan berumur tersier awal hingga tersier akhir. Secara umum lipatan pada daerah Karangsambung memiliki arah barat-timur dan ada sebagian yang berarah timurlaut-baratdaya. Sesar yang dapat dijumpai pada daerah Karangsambung, berupa sesar naik, sesar geser sejajar jurus, dan sesar normal. Sesar yang dijumpai pada bagian barat dan timur merupakan sesar naik dengan arah relatif barat-timur, dengan bagian selatan relatif naik dan keduanya terpotong oleh sesar geser. Sesar geser sejajar jurus berarah baratlauttenggara, utara-selatan, timurlaut-baratdaya (Pola Meratus), dengan jenis sesar dekstral dan sinistral. Sesar geser sejajar jurus, memotong struktur lipatan yang terjadi segera sesudah terjadi perlipatan. Sesar turun berarah barat-timur dan relatif utara-selatan. Sesar turun yang memotong lipatan, terjadi hampir bersamaan dengan sesar geser sejajar jurus, kecuali sesar turun yang berarah relatif utara-selatan,yang terbentuk segera setelah terbentuk sesar turun yang memotong lipatan. Kekar dapat dijumpai pada batuan berumur tersier dengan arah yang tidak teratur.

        Karangsambung berada di ketinggian 52 mdpl. 11 Km sebelah utara Karangsambung menjulang bebatuan rijang dan gamping merah (batuan sedimen) yang secara berselang-seling membentuk tebing hingga 20 meter dan berbentuk unik secara vertikal. Padahal secara umum, proses pembentukan batuan sedimen diendapkan secara rata/ horizontal, seperti pelapisan. Pada tebing ini tiap bagian memiliki warna yang berbeda. Ada bagian yang terang, lalu ada bagian yang gelap. Itu artinya komposisi batuannya juga berbeda. Batuan yang berwarna terang bereaksi terhadap Asam Klorida, dan yang gelap tidak. Batuan yang tidak bereaksi itu disebut batuan rijang,Batuan Rijang merupakan bagian dari endapan laut dalam kira-kira lebih dari 4.000 m. Hal ini menunjukkan bahwa 8 juta tahun yang lalu tempat tersebut adalah dasar samudera yang terangkat kemudian tersingkap. Sungai Loning mengalir hingga 13 km dari hulu Gunung Wirasari, dimana di sungai ini terdapat jenis batuan tertua di pulau Jawa yaitu batuan metamorf. Batu tersebut terbentuk sekitar 117 sampai 120 juta tahun yang lalu. Bisa dikatakan ini dulu menjadi dasarnya Pulau Jawa. Dari situlah Karangsambung terbentuk.

        Batuan metamorposis atau metamorfosa atau metamorf (metamorphic rock) membentuk sebagian besar kerak bumi dan membentuk 12% luas permukaan bumi. Batuan ini diklasifikasikan berdasarkan tekstur, kandungan kimia dan mineral. Batuan ini mungkin terbentuk berada jauh di bawah permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar oleh lapisan batu di atasnya. Batuan ini juga dapat terbentuk dari proses tektonik seperti benturan kontinental, yang menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Batuan metamorf juga terbentuk saat batuan dipanaskan oleh intrusi batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari interior bumi.

    Pada umumnya, plankton merupakan jenis hewan yang berada di dasar laut. Namun di Karangsambung, fosil itu bisa ditemukan pada batuan rijang yang ada di atas bukit. Hal itu dibuktikan oleh salah satu peneliti LIP. Dia mengatakan, pada salah satu batuan itu terdapat fosil radiolaria, yang merupakan fosil binatang plankton. Jadi cara membuktikan batuan ini dulu dari dasar laut adalah kandungan fosil yang ada di dalamnya.

        Sungai Lok Ulo melintasi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, dan Kebumen. Mengalir dari utara ke sselatan sejauh 70 km dan bermuara langsung ke Samudera Hindia. Batuan yang ada di sungai Lok Ulo adalah batuan metamorf yang sangat lemah, diaman batu ini terbentuk karena tekanan dan panas yang rendah. Jika dilihat dari struktur dan tekstur batuan batuan ini mudah rapuh dan hancur karena terbentuk dari batu lempung yang dulunya berada di dasar/palung laut. Batu ini disebut sebagai batu filit/ batu tulis yang bisa dijadika sebagai bahan baku pembuatan pensil.    

        Karena memiliki jenis batuan yang beragam, Karangsambung menjadi kawasan geologi terlengkap di Asia Tenggara. Kawasan itu kemudian ditetapkan menjadi kawasan geopark nasional. Menurut Edi Hidayat, kepala UPT BIKK LIPI Karangsambung, dengan menjadi kawasan geopark, tempat itu nantinya mempunyai 3 fungsi, yaitu konservasi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pemberdayaan masyarakat itu, diharapkan masyarakat yang tinggal di kawasan ini bisa merasakan dampak ekonominya sebagai kawasan ekologi terlengkap di Asia Tenggara. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Geomorfologi Danau di Sumatera

Geomorfologi  Danau Ranau, Danau Kerinci, Danau Maninjau, Danau Singkarak, dan Danau Laut Tawar di Pulau Sumatera Milta. C, Dwiyanti.P, Kiesha. A, Merlina, M.Fikram. Miftah. A, Rahmatullah. T miltac31@gmail.com Fakultas Geografi  Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang      Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang bentuklahan, pembentuk muka bumi, baik di atas maupun di bawah muka air laut, yang menekankan pada genesis dan perkembangannya di masa datang, serta kaitannya dengan lingkungan (Verstappen, 1983). Objek kajian utama dari geomorfologi adalah bentuhlahan. Bentuklahan adalah bentukan alam di permukaan bumi khususnya di daratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula (Marsoedi, 1996). Dapat disimpulkan bahwa geomorfologi mempelajari bentuk lahan dan proses yang mempengaruhi bentuklahan, serta menyelidiki hubungan timbal balik antara ben...

Stratigrafi dan Identifikasi Batuan pada Formasi Sambipitu, Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  Stratigrafi dan Identifikasi Batuan pada Formasi Sambipitu, Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Stratigraphy and Identification of Rocks in the Sambipitu Formation, Ngalang River, Gedangsari District, Gunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta Milta Charennina DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN, FAKULTAS GEOGRAFI, UNIVERSITAS GADJAH MADA milta.c@mail.ugm.ac.id   ABSTRACT      The Sambipitu Formation is located in Ngalang River, Ngalang Village, Gedangsari District, Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Province. Geographically located at coordinates X: 453132.115 mT and Y: 9128328,004 mU. Distribution of the Sambipitu Formation is parallel to the south of the Nglanggran Formation, in the southern foot of the Baturagung Subzone, but narrows and then disappears to the east. The thickness of the Sambipitu Formation is estimated to reach 230 meters.      Volcaniclastic materials that ma...

Laporan Praktikum Kimia Dasar : Analisis Aspirin dan Kafein dalam Tablet