Langsung ke konten utama

REVIEW JURNAL : SISTEM PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA MARIN DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH

 REVIEW JURNAL

SISTEM PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA MARIN DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH

Penulis         : Sunarto

Jurnal           : Majalah Geografi Indonesia Th.13, No.23/ Maret 1999 hal. 69-86

Reviewer      : Milta Charennina

Link jurnal    : https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/view/13250

 

BAGIAN I 

PENDAHULUAN

Pantai Utara Jawa Tengah memiliki wilayah yang luas dan genesis pantainya bervariasi dengan garis pantai sepanjang 415 km. genesis wilayah pantai antara Semarang hingga Rembang dipegaruhi kuat oleh struktur gunungapi, yaitu Gunungai Muria dan Gunungapi Lasem. Genesis wilayah pantai antara Semarang hingga Brebes dipengaruhi kuat oleh struktur daratan dengan proses fluviomarin. Karena genesisya berlainan, maka dimungkinkan seklai proses alam(erosi, abrasi, sedimentasi, intrusi air asin, dan tsunami) sertaa tingkat kerawanan bencana marine yang berlangsung di wilayah tersebut juga berlainan.

Di wilayah pantai utara Jawa Tengah banyak dijumpai kota besar (Rembang, Jepara, Semarang, Pekalongan, dan Tegal) kawasan industry (Semarang dan Kendal), kawasan wisata (Demak, Jepara, Rembang, dan Tegal), pertambakan (Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, dan Brebes), serta prasarana jalan dan pelabuhan ikan. Hal ini merupakan asset nasional dan asset daerah yabg perlu dipertahankan kelestariannya. Untuk mempertahankannya diperlukan cara-cara pengelolaan wilayah pantai yang memadai, yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Jawa Tengah berdasarkan tingkat kerawanann bencana marine di pantai utara Jawa Tengah.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemutunjukkan dan memetakan wilayah-wilayah pantai yang mengalami erosi, abrasi, sedimentasi, intrusi air asin, dan tsunami, (2) menaksir tingkat kerawanan bencana marin, dan (3) menyusun cara-cara pengelolaan wilayah pantai.

 

BAGIAN I 

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data secara primer dan sekunder. Pengumpulan data secara primer diperoleh dari pengamtan dan pengukuran lapangan. Untuk memperoleh data primer dilakuakan dengan teknik pengambilan sampel secara pursosif dengan  mempertimbangkan satuan bentuklahan, proses geomorfik yang berlangsung, dan bentuk penggunaan lahan. Data primer yang dikumpulkan meliputi bentuk pantai, bangunan pantai, gelombang, arus susur pantai, bentuk penggunaan lahan, dan kondisi social ekonomi penduduk. Sedangkan pengumpulan data secara sekunder yaitu pengumpulan data iklim (curah hujan, suhu udara, dan kecepatan angina, dan arah angina), data lingkungan lau, pasang surut, serta jumlah penduduk

Jalannya penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap pra-lapangan, tahap kerja lapangan, dan tahap pasca-lapangan. Pada tahap pra-lapangan dilakukan studi literature, penyiapan bahan dan alat penelitian, pengumpulan data sekunder, interpretasi geomorfologis untuk memperoleh satuan-satuan bentuklahan dan proses geomorfik yang terjadi di daerah penelitian, penyusunan dan penggambaran peta satuan bentuklahan tentative, serta penentuan lokasi sampel. Pada tahap dilakukan orientasi medan, pengamatan dan pengukuran parameter geomorfologis, oseanografis, hidrologis, dan tanah: pemgambilan contoh tanah dan air untuk kepentingan analisis laboratorium; pengumpulan data social ekonomi penduduk dengan wawancara langsung dan pengumpulan data sekunder di Kantor Statistik; penaksiran tingkat proses pantai di setiap satuan bentuklahan berdasarkan fenomena proses perubahan garis pantai, gerusan pada kaki bangunan, panjang garis pantai yang terkena erosi serta pengaruhnya terhadap daerah lainnya, dan luas daerah yang terkena sedimentasi beserta pengaruhnya terhadap daerah lainnya; pengharkatan tingkat kerusakan pantai dan tingkat kerawanan bencan marine. Pada tahap pasca-lapangan dilakukan analisis sampel tanah dan air di laboratorium, pengolahan data sekunder dan primer, analisis persebaran jenis dan tingkat bencana marine, penggambaran peta tingkta kerawanan bancan marine, serta penyusunan cara-cara konservasi dan pengelolaan wilayah pantai.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Daerah penelitian ini umumnya dikenal dengan jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Daerah penelitian ini terletak diantara 6º24’ LS dan 7º00’ LS serta di anatara 108º45’ BT dan 111º37’ BT. Seacara administrative, lokasi daerah penelitian ini terletak pada 14 daerah tingkat II, yakni di Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kodia Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kodia Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kodia Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Rembang.

Kondisi Iklim di jalur pantura termasuk beriklim tropis dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa ini sangat dipengaruhi oleh angina monsoon (angina musim) yang selalu berganti arah secara berlawanan  tiap setengah tahunnya. Berdasarkan data curah hujan bulanan selama 10 than pada stasiun Tegal , Pekalongan, dan Semarang, diperoleh hasil bahwa bulan-bulan kering terjadi pada Juni hingga September dengan curah hujan bulanan berkisar 18-94 mm dan bulan-bulan basah terjadi pada Desember hingga Maret dengan curah hujan bulanan berkisar 212-532 mm.

Di daerah penelitian ini dijumpai adanya lima genetic bentuklahan, yaitu marin, fluvial, denudasional, vulkanik, dan solusional. Pada bentuklahan marin terdapat enam satuan yang lebih kecil yaitu delta cuspate (M1), delta kaki burung (M2), komlpeks beting gisik dan swale (M3), teras Pantai terumbu karang (M4), gisik saku (M5), serta rataan pasut dan mangrove (M6).


BAGIAN III

KOMENTAR (KELEBIHAN DAN KELEMAHAN)

KELEBIHAN

Kelebihan yang terdapat pada jurnal ini adalah:

1. Terdapat permasalahan yang telah dibatasi agar penelitian ini tidak keluar dari tujuan sebelumnya.

2. Terdapat peta tingkat kerawanann bencana yang membantu dalam memahami informasi yang ada pada jurnal

3. Jurnal ini juga memberikan data-data yang relevan

4. Kesimpulan yang telah banyak memberikan jawaban atas permasalahan yang peneliti kaji.

KELEMAHAN

Kekurangan yang terdapat dalam jurnal ini adalah:

1. Tidak adanya pembahasan mengenai contoh eksperimen yang tidak berhasil.

2. Tidak terdapat tabel yang dapat  membantu dalam menjelaskan hasil dari penelitian yang dilakukan.

3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat maupun informasi yang komprehensif

4. Kurangnya kontribusi yang didapat dari penelitian ini kesadaran akan kealamian alam masih kurang. 

5. Sumber referensi yang kurang uptodate

SARAN

Perlu dilakukannya pengelolaan atau konservasi Pantai Utara Jawa Tengah dengan dilakukannya beberapa cara, yaitu

a. Penanaman jenis api-api daan bakau untuk pantai ;

b. Penanaman jenis tapak kambing untuk pantai;

c. Pembuatan tambak system surjan dengan tanaman melati pada punggungan dan ledokan;

d. Pembiakan jenis karang cabang;

e. Peletakkan bongkah batu dan pembiakan karang cabang untuk paantai;

 

BAGIAN IV

INTERPRETASI PROSES

Delta cuspate yaitu delta yang berbentuk cekung dengan material lumpur, garis pantainya halus dengan muara tunggal yang menonjol. Delta semacam ini dibentuk oleh pengaruh fluvial dan proses gelombang yang relative seimbang. Pada dataran delta yang asli masih banyak dijumpai rawa payau (salt marsh), namun sekarang telah banyak berubah oleh kegiatan manusiaa, yaitu dijadikan lahan pertambakan.

 


Gambar Delta Cuspate

Delta Kaki Burung adalah delta yang terbentuk melalui saluran-saluran yang terpisah sehingga menyerupai jari yang menyebar dari muara sungai kearah laut. Delta ini dipengaruhi kuat oleh proses fluvial dengan percabangan sungai yang banyak dan menyebar. Pada daratan delta (deltapalin) dan perenggan delta (deltafront) banyak dijumpai rawa payau dengan teluk-teluk terbuka dan tertutup

 


            Gambar Delta Kaki Burung

 Bentuk lahan swale merupakan bentuk lahan yang berupa cekungan diantara dua gumuk pasir yang merupakan ledok drainase. Komplek gumuk pasir dan swale membentuk suatu relief berombak yang tersusun atas material pasir lepas. Pada dasar swale biasanya ditemukan akumulasi material halus berupa lempung dan debu.

Teras pantai terumbu karang merupakan satuan bentuklahan marine yang materialnya terjadi dari terumbu karang. Teras pantai terbentuk akibat erosi pantai pada terumbu karang. Morfologi teras pantai berupa permukaan yang datar yabg dibatasi oleh tebing terjal dengan ketinggian berkisar 0,5-1,5 m.

Gisik saku merupakan satuan bentuklahan marin yang terjadi dari pasir pantai yang terakumulasi membentuk morfologi punggungan pada pangkal teluk kecil.umumnya lahan di belakang gisik saku adalah rawa, namun kini kebanyakan telah diolah penduduk untuk pertanian.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Charlton, R. (2008). Fundamental of Fluvial Geomorphology. New York: Routledge.

Condon, W., Pardyanto, L., Ketner, K., Amin, T., Gafoer, S., & Samodra, H. (1996). Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan, skala 1:100.000.

Dahuri, R,. J.Rais, S.P. Ginting, dan M.J Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lutan secara Terpadu, PT. Pramdnya Paramita, Jakarta.

Soegijoko, B.T.S. dan B.S Kusbiantoro (Eds). 1997. Perencanaan Pembangunan di Indonesia, Grasindo. Jakarta

Sunarto. 1994. Pelestarian Morfologi Pantai Akibat Pertambakan di Muara Ngebum. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Geomorfologi Danau di Sumatera

Geomorfologi  Danau Ranau, Danau Kerinci, Danau Maninjau, Danau Singkarak, dan Danau Laut Tawar di Pulau Sumatera Milta. C, Dwiyanti.P, Kiesha. A, Merlina, M.Fikram. Miftah. A, Rahmatullah. T miltac31@gmail.com Fakultas Geografi  Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang      Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang bentuklahan, pembentuk muka bumi, baik di atas maupun di bawah muka air laut, yang menekankan pada genesis dan perkembangannya di masa datang, serta kaitannya dengan lingkungan (Verstappen, 1983). Objek kajian utama dari geomorfologi adalah bentuhlahan. Bentuklahan adalah bentukan alam di permukaan bumi khususnya di daratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula (Marsoedi, 1996). Dapat disimpulkan bahwa geomorfologi mempelajari bentuk lahan dan proses yang mempengaruhi bentuklahan, serta menyelidiki hubungan timbal balik antara ben...

Stratigrafi dan Identifikasi Batuan pada Formasi Sambipitu, Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  Stratigrafi dan Identifikasi Batuan pada Formasi Sambipitu, Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Stratigraphy and Identification of Rocks in the Sambipitu Formation, Ngalang River, Gedangsari District, Gunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta Milta Charennina DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN, FAKULTAS GEOGRAFI, UNIVERSITAS GADJAH MADA milta.c@mail.ugm.ac.id   ABSTRACT      The Sambipitu Formation is located in Ngalang River, Ngalang Village, Gedangsari District, Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Province. Geographically located at coordinates X: 453132.115 mT and Y: 9128328,004 mU. Distribution of the Sambipitu Formation is parallel to the south of the Nglanggran Formation, in the southern foot of the Baturagung Subzone, but narrows and then disappears to the east. The thickness of the Sambipitu Formation is estimated to reach 230 meters.      Volcaniclastic materials that ma...

Resume Jurnal Cost Benefit Analysis

  Cost Benefit Analysis (CBA) Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Susu Pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun 2018   Sumber :  http://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/article/view/2740 Milta Charennina miltac31@gmail.com Permasalahan      Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebanyak 280 pekerja (42,42%) dari jumlah seluruh karyawan 660 di PT.Trisula Textile Industries Tbk yang berada di beberapa departemen seperti DF (Dying Finishing), yaitu bertugas sebagai timbang obat, dengan waktu terpapar 7 jam nonstop (diselingi waktu istirahat) dengan shift 3x, sehingga pada tahun 2003 perusahaan dengan sadar membuat program untuk meminimalisir dampak zat kimia kedalam program perbaikan gizi karyawan pada pekerja dengan memberikan suplement susu sehat setiap hari kepada pekerja yangdi kenal dengan istilah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) susu pada karyawan. Tujuan Jurnal      Jurnal ini disusun bertujuan untuk melakukan...