Langsung ke konten utama

Review Jurnal : Kajian Karakteristik Dan Potensi Kawasan Karst Untuk Pengembangan Ekowisata Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul

REVIEW JURNAL

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POTENSI KAWASAN KARST  UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KECAMATAN PONJONG  KABUPATEN GUNUNGKIDUL

 

Penulis : Fahad Nuraini dan Heru Pramono

Jurnal : Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol. 11, No.1, Tahun 2014

Reviewer : Milta Charennina

Link : https://journal.uny.ac.id/index.php/geomedia/article/view/3576

 

 

PENDAHULUAN

Kawasan karst merupakan kawasan dengan karakteristik khas sebagai hasil proses solusional, yang dicirikan dengan adanya cekungan tertutup, bukit-bukit kerucut, maupun lorong-lorong yang berfungsi sebagai sistem aliran bawah permukaan. Kawasan karst memiliki keunikan baik kenampakan fisik maupun kehidupan manusianya. Keunikan tersebut dapat dilihat dari bentanglahan yang spesifik dan berbeda dengan bentangahan lainnya, serta sistem kehidupan masyarakat yang terbentuk sebagai hasil adaptasi terhadap kondisi lingkungan fisik tersebut. Selain nilai keunikan bentanglahan, pada kawasan karst juga terdapat berbagai potensi sumberdaya. Namun demikian, dewasa ini kawasan karst banyak menghadapi ancaman kerusakan akibatpengeolaan yang kurang memperhatikan aspek kelestariannya.

Masih kurangnya pengetahuan masyarakat maupun informasi yang komprehensif mengenai kawasan karst menyebabkan timbulnya benturan antara kepentingan ekonomi dengan konservasi lingkungan (Haryono, 2000: 2). Kawasan karst di satu sisi memiliki kekayaan potensi dan sumberdaya yang berlimpah akan tetapi di sisi lain sangat rentan terhadap resiko kerusakan lingkungan. Sebelum kemerosotan fungsi kawasan karst mencapai titik paling rendah perlu dicari alternatif untuk mencegahnya, sehingga fungsi kawasan karst secara ekologi-sosial-ekonomi-kultural dan saintifik dapat dipertahankan. Pemilihan alternatif untuk melindungi fungsi kawasan karst perlu mendasarkan pada karakteristik kawasan karst dan potensinya (Sutikno dan Haryono, 2000: 1).

Berdasarkan karakteristik morfologinya, kawasan Karst di Kecamatan Ponjong termasuk dalam kategori karst yang telah mengalami perkembangan.Bukti-bukti perkembangan tersebut antara lain keberadaan doline, bukit karst, goa, dan sungai bawah tanah. Di Kecamatan Ponjong juga terdapat polje yang terbentuk oleh aktivitas sesar, yang berdampak pada banyaknya pemunculan air oleh karena munculnya sungai bawah tanah pada tekuk lereng bukit karst. Karst yang telah berkembang semakin tinggi potensi sumberdaya alamnya namun sekaligus semakin tinggi pula risiko kerusakannya. Untuk itu perlu disusun rekomendasi pengelolaan yang sesuai sehingga potensi sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimum namun fungsinya dapat dipertahankan agar tetap lestari.

 

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, menggunakan metode survei. Penelitian eksploratif digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu dalam objek penelitian ini telah terdapat beberapa petunjuk yang mengindikasikan adanya permasalahan dan perlu dikembangkan lebih jauh. Metode survei menunjukkan cara pelaksanaan, yaitu mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Pendekatan yang digunakan adalah keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.

Variabel dalam penelitian ini meliputi potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik meliputi morfologi eksokarst dan endokarst. Data untuk variabel potensi fisik diperoleh melalui observasi, studi pustaka, dan interpretasi foto udara Kecamatan Ponjong tahun 1993 skala 1:50.000. Potensinon fisik berupa kodisi sosial ekonomi budaya, kearifan lokal masyarakat, dan potensi SDM untuk pengeloaan ekowisata. Data untuk potensi non fisik diperoleh melalui wawancara dan observasi. Populasi meliputi seluruh lahan karst di Kecamatan Ponjong seluas 8.226 ha untuk aspek fisik, dan seluruh kepala keluarga di Kecamatan Ponjong sebanyak 13.787 KK untuk aspek non fisik. Sampel diambil pada empat zona yaitu utara, timur, tengah, dan selatan berdasarkan variasi bentuklahan karst. Pengambilan sampel fisik dengan teknik gugus dan purposif, sedangkan sampel masyarakat dengan kuota random.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada 070 54’ 46” LS sampai 080 2’ 24” LS dan 1100 41’ 0” BT sampai 1100 46’ 0” BT. Luas wilayah Kecamatan Ponjong secara keseluruhan adalah 10.449 ha, sedangkan luas wilayah yang termasuk kawasan karst 8.226 ha. Secara geomorfologi regional Kecamatan Ponjong terletak pada bagian tengah Pegunungan Sewu yang berada pada Zona Selatan Jawa Timur. Sebelah utara dibatasi oleh Masif Panggung, sebelah Selatan dibatasi oleh Pegunungan Sewu, sebelah Timur dibatasi oleh Basin Baturetno, dan sebelah Barat dibatasi oleh Basin Wonosari (Gambar 1). Peta kawasan karst Kecamatan Ponjong ditunjukkan oleh Gambar 2.

Formasi Wonosari merupakan formasi batuan penyusun Karst Ponjong. Formasi ini secara umum tersusun dari batu gamping terumbu (reef), batu gamping kristalin, batu gamping koral terumbu, dan batu gamping lempungan berusia Miosen Atas hingga Pliosen.Di Kecamatan Ponjong Formasi Wonosari Kawasan karst Kecamatan Ponjong tersusun oleh batu gamping terumbu (reef), batu gamping kristalin, batu gamping koral terumbu, dan batu gamping lempungan dari Formasi Wonosari (Bemmelen, 1970; Haryono, 2011; Haryono, 2000: 74). Formasi ini terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Ponjong. Secara morfologi karst yang ada di Kecamatan Ponjong ini bertipe karst bukit dan menara (Haryono, 2000: 4). Hal ini merupakan karakteristik dari karst yang ada di daerah tropis dengan tingkat solusional yang telah berlangsung intensif. Secara hidrologi, Kecamatan Ponjong memiliki sistem hidrologi karst yang disebut Sub-Sistem Ponjong. Di wilayah ini terdapat delapan pemunculan dengan debit yang berbeda, lima diantaranya adalah Beton (100,9 liter/detik), Gremeng (1.870 liter/detik), Bendungan (326,5 liter/detik), Gedaren (27,6 liter/detik), dan Ponjong (40,6 liter/detik) (Haryono, 2011:80). Selain bagian dari Sub-Sistem Ponjong, sebagian wilayah Kecamatan Ponjong termasuk ke dalam Sub-Sistem Bribin-Baron-Ngobaran.

KESIMPULAN

Kawasan Karst di Kecamatan Ponjong memiliki potensi yang sangat beragam, potensi tersebut dapat dilihat dari karakteristik kawasan karst yang berupa kenampakan fisik dan kehidupan masyarakatnya. Kenampakan fisik kawasan karst di Kecamatan Ponjong dapat terbagi menjadi dua kelas kawasan karst yaitu kelas I dan kelas II. Sedangkan untuk nilai lanskap, kawasan karst di Kecamatan Ponjong memiliki nilai A dan B sehingga menarik untuk dikembangkan untuk obyek wisata. Karakteristik potensi fisik dan non fisik.

Ekowisata merupakan salah satu upaya untuk pengembangan sekaligus pelestarian kawasan karst yaitu dengan memeperhatikan karakteristik potensi kawasan karst tersebut dengan parameter ekowisata. Pengembangan ekowisata daerah karst Kecamatan Ponjong dibagi menjadi empat zona sesuai dengan bentuklahan karst yang berkembang (utara, tengah, selatan, dan timur). Desain pengembangan ekowisata dengan: 1) pembuatan kelas kawasan zoning; 2) perencanaan infrastruktur; 3) perencanaan menejemen ekowisata; 3) pelaksanaan kegiatan ekowisata yang berkelanjutan berdasarkan karakteristik dan potensinya. Hasil dari analisis SWOT, pengembangan ekowisata di zona utara berupa wisata alam-pengetahuan, zona tengah wisata sejarah-budaya, zona selatan wisata alam-konservasi, zona timur wisata rural-budaya.

 

KOMENTAR (KELEBIHAN DAN KELEMAHAN)

KELEBIHAN

Kelebihan yang terdapat pada jurnal ini adalah:

1.      Terdapat permasalahan yang telah dibatasi agar penelitian ini tidak keluar dari tujuan sebelumnya.

2.  Adapun kelebihan dar kawasan karst ponjong ini yaitu sudah

· Memiliki kelas kawasan karst I dengan kualitas lanskap A

· Keragaman vegetasi dan morfologi yang menarik

· Kearifan lokal yang masih dilestarikan

· Pembangunan yang di lakukan tidak mempengaruhi kealamian alam

· Aksesibilitas menuju obyek telah dibangun

· Masyarakat mengerti kawasan karst

· Adanya pengembangan wisata

2.      Terdapat tabel yang sangat membantu dalam menjelaskan hasil dari penelitian yang dilakuakan.

3.      Jurnal ini juga memberikan data-data yang relevan

4.      Kesimpulan yang telah banyak memberikan jawaban atas permasalahan yang peneliti kaji.

 

KELEMAHAN

Kekurangan yang terdapat dalam jurnal ini adalah:

1. Tidak adanya pembahasan mengenai contoh eksperimen yang tidak berhasil, karna mestinya selalu ada, karna tidak ada penelitian yang sempurna.

2. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat maupun informasi yang komprehensif mengenai kawasan karst menyebabkan timbulnya benturan antara kepentingan ekonomi dengan konservasi lingkungan

3. Kurangnya kontribusi yang didapat dari penelitian ini kesadaran akan kealamian alam masih kurang bagi kualitas lingkungan dengan adanya penambangan gua untuk pupuk guano selain itu pada obyek-obyek tertentu mengalami kerusakan akibat coret-coretan pada dinding gua maupun pengambilan stalaktit dan stalakmit

4. Sumber referensi yang tidak up to date dimana pada penelitian ini dilakukan pada sekitar tahun tahun 2014 sedangkan sumber refensi yang dicantumkan peneliti ini berkisar antara tahun 2000an sehingga sumber referensi yang ada dijurnal ini sudah agak terlalu lama untuk dijadikan referensi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Eko Haryono. 2001. Nilai Hidrologi Bukit Karst. Seminar Nasional Eko-Hidrolik. Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 28-29 Maret 2001.

 

-----------------. 2011. Atmospheric Carbon Dioxide Sequestration Trough Karst Denudation  Processes. Artikel. Proceedings Asian Trans-Disciplinary Karst Conference.

 

-----------------. 2000. Sumberdaya Alam di Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Berbatuan Karbonat, Telaah Singkat Mengenai Potensi, Arahan Pengembangan, Konservasi dan

 

Rehabilitasi. Seminar Nasional Pengelolaan Ekosistem Pantai dan Pulau-Pulau Kecil dalam Konteks Negara Kepulauan. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta 2 September 2000.

 

-----------------. 2004. Geomorfologi Karst, dalam Eko Haryono dan Tjahyo Nugroho Adji (ed). 2004. Pengantar Geomorfologi dan Hidrologi Karst. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

 

Mohhamad Baiquni. 2001 Ekowisata Kawasan Karst. Belajar dari Guilin Cina untuk Pengembangan Wisata di Wonogiri. Pelatihan Pengelolaan Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri. Wonogiri Juni 2001.

 

Sutikno dan Eko Haryono. 2000. Perlindungan Fungsi Kawasan Karst. Seminar Perlindungan Penghuni Kawasan Karst: masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang terhadap Fungsi Lingkungan Hidup. PSLM UNS. Surakarta 11 November 2000.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Geomorfologi Danau di Sumatera

Geomorfologi  Danau Ranau, Danau Kerinci, Danau Maninjau, Danau Singkarak, dan Danau Laut Tawar di Pulau Sumatera Milta. C, Dwiyanti.P, Kiesha. A, Merlina, M.Fikram. Miftah. A, Rahmatullah. T miltac31@gmail.com Fakultas Geografi  Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang      Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang bentuklahan, pembentuk muka bumi, baik di atas maupun di bawah muka air laut, yang menekankan pada genesis dan perkembangannya di masa datang, serta kaitannya dengan lingkungan (Verstappen, 1983). Objek kajian utama dari geomorfologi adalah bentuhlahan. Bentuklahan adalah bentukan alam di permukaan bumi khususnya di daratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula (Marsoedi, 1996). Dapat disimpulkan bahwa geomorfologi mempelajari bentuk lahan dan proses yang mempengaruhi bentuklahan, serta menyelidiki hubungan timbal balik antara ben...

Stratigrafi dan Identifikasi Batuan pada Formasi Sambipitu, Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  Stratigrafi dan Identifikasi Batuan pada Formasi Sambipitu, Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Stratigraphy and Identification of Rocks in the Sambipitu Formation, Ngalang River, Gedangsari District, Gunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta Milta Charennina DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN, FAKULTAS GEOGRAFI, UNIVERSITAS GADJAH MADA milta.c@mail.ugm.ac.id   ABSTRACT      The Sambipitu Formation is located in Ngalang River, Ngalang Village, Gedangsari District, Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Province. Geographically located at coordinates X: 453132.115 mT and Y: 9128328,004 mU. Distribution of the Sambipitu Formation is parallel to the south of the Nglanggran Formation, in the southern foot of the Baturagung Subzone, but narrows and then disappears to the east. The thickness of the Sambipitu Formation is estimated to reach 230 meters.      Volcaniclastic materials that ma...

Resume Jurnal Cost Benefit Analysis

  Cost Benefit Analysis (CBA) Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Susu Pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun 2018   Sumber :  http://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/article/view/2740 Milta Charennina miltac31@gmail.com Permasalahan      Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebanyak 280 pekerja (42,42%) dari jumlah seluruh karyawan 660 di PT.Trisula Textile Industries Tbk yang berada di beberapa departemen seperti DF (Dying Finishing), yaitu bertugas sebagai timbang obat, dengan waktu terpapar 7 jam nonstop (diselingi waktu istirahat) dengan shift 3x, sehingga pada tahun 2003 perusahaan dengan sadar membuat program untuk meminimalisir dampak zat kimia kedalam program perbaikan gizi karyawan pada pekerja dengan memberikan suplement susu sehat setiap hari kepada pekerja yangdi kenal dengan istilah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) susu pada karyawan. Tujuan Jurnal      Jurnal ini disusun bertujuan untuk melakukan...